Pendapat Tentang Masturbasi

Masturbasi, onani, atau rancap adalah perangsangan seksual yang sengaja dilakukan pada organ kelamin untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual. Perangsangan ini dapat dilakukan tanpa alat bantu ataupun menggunakan sesuatu objek atau alat, atau kombinasinya. Masturbasi merupakan suatu bentuk autoerotisisme yang paling umum, meskipun ia dapat pula dilakukan dengan bantuan pihak (orang) lain.

Istilah netral (dalam bahasa Indonesia) "masturbasi" dipinjam dari bahasa Inggris, masturbation. Ada dua versi etimologi untuk kata ini. Yang pertama adalah dari kata bahasa Yunani, mezea (μεζεα, bentuk jamak untuk penis) atau dari gabungan kata bahasa Latin, manus (tangan) dan turbare (mengganggu). Versi lainnya adalah gabungan dari kata Latin manus (tangan) dan stuprare (mempermainkan), sehingga berarti "mempermainkan [penis] dengan tangan". Dalam bahasa Melayu, kegiatan masturbasi dikenal sebagai merancap, namun kata ini dalam penggunaan sehari-hari di Indonesia jarang dipergunakan lagi. Akibat masturbasi dalam kultur Indonesia dianggap tabu dibicarakan secara terbuka, kata-kata kiasan sering dipakai untuk menyebutkan tindakan ini, seperti "mengocok", "main sabun", dan sebagainya.

 Saat ini, menurut banyak orang, Pemuda & Pemudi yang berumur antara 13 – 20 tahun merupakan usia yang paling mendominasi dalam melakukan onani. Dan yang paling banyak melakukan onani adalah orang yang belum menikah, menjanda, duda dll. dibandingkan dengan wanita, pria lebih mendominasi untuk melakukan onani. Namun diantara semua itu, faktor terbesar seseorang melakukan onani adalah karena kecanduan film porno - tentu masih ada alasan lain

Walau tidak memberi dampak secara medis, masturbasi dapat memberi dampak pada kondisi psikologi seseorang, antara lain berpengaruh pada keintiman dan kelanggengan pernikahan - jika sudah menikah. Dari penelitian yang dilakukan para ahli disimpulkan bahwa pria yang bermasturbasi akan terus melakukannya sekalipun telah menikah. Mereka bermasturbasi karena ketagihan - sepertinya sudah menjadi kebutuhannya.

Alkitab mengajarkan kita, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Korintus 10:31). Jikalau ada keraguan apakah itu menyenangkan Tuhan atau tidak, lebih baik tidak melakukannya. Soal masturbasi, jelas ada keragu-raguan. “Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa” (Roma 14:23). Saya tidak bisa melihat bagaimana menurut Alkitab masturbasi dapat dikatakan memuliakan Tuhan. Lebih dari itu, kita perlu mengingat bahwa tubuh kita, sebagaimana jiwa kita, telah ditebus dan menjadi milik Tuhan. “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Korintus 6:19-20). Kebenaran agung ini seharusnya mempengaruhi apa yang kita lakukan dan bagaimana kita menggunakan tubuh kita. Jadi, berdasarkan prinsip-prinsip ini, dengan yakin kita mengatakan bahwa menurut Alkitab masturbasi adalah dosa. Saya tidak percaya bahwa masturbasi menyenangkan Tuhan. 

Alkitab tidak pernah secara khusus mencantumkan masturbasi atau menyatakan apakah masturbasi berdosa atau tidak (Tetapi ada kasus dlm Kejadian 38:10 secara tersirat menjelaskan bhw salah satu penyebab Onan dibunuh, krn perbuatannya jahat di mata Tuhan). Fakta bahwa Alkitab tidak berbicara apa-apa mengenai masturbasi tidak berarti bahwa masturbasi diperbolehkan. Alkitab bahkan mengajar kita untuk menghindari percabulan (Efesus 5:3). Kadang cara yang baik untuk menguji apakah sesuatu merupakan dosa atau tidak adalah apakah Anda akan bangga dan menceritakan apa yang Anda lakukan pada orang-orang lain. Jikalau itu adalah sesuatu yang Anda akan rasa malu saat orang lain mengetahuinya, besar kemungkinan (hal ini perlu digarisbawahi) itu adalah dosa. Cara lain yang bagus untuk mengujinya adalah melihat apakah Anda bisa dengan hati nurani yang tulus minta Tuhan memberkati dan menggunakan apa yang Anda lakukan itu bagi rencanaNya yang baik. Saya rasa masturbasi tidak memenuhi syarat sebagai sesuatu yang dapat kita “banggakan” atau yang bisa kita syukuri.

2 komentar:

  1. Bagaimana pandangan onani dilakukan oleh seorang duda ?

    BalasHapus
  2. Bagaimana pandangan onani dilakukan oleh seorang duda ?

    BalasHapus