Apa Kata ALKITAB mengenai Menghujat Roh Kudus?

Markus 3:22-30. Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan." ......  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal." Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.

Suatu ketika ada seseorang yang bertanya kepada saya tentang apa yang dimaksud dengan menghujat Roh Kudus dan kenapa tindakan itu tidak bisa diampuni oleh Tuhan. Pernyataan Tuhan Yesus tersebut benar-benar bisa membuat kita takut apakah kita pernah menghujat Roh Kudus. Nah, pada post ini, saya akan menjelaskannya.

Menghujat Roh Kudus berbeda dengan memadamkan dan mendukakan Roh Kudus

D.L Moody pernah menuliskan bahwa kita mendukakan Roh Kudus dengan tindakan seperti yang dituliskan oleh Paulus di surat Efesus 4:30-31, yaitu yang berhubungan dengan gosip, perpecahan, kepahitan, amarah. Ditambahkan pula oleh beliau, yaitu menurunkan standar ilahi dan hidup dalam hal-hal duniawi. Sedangkan untuk memadamkan Roh Kudus adalah saat kita tidak menomorsatukan Tuhan sebagai Allah di tempat yang seharusnya, kita tidak mengobarkan kasih Kristus kepada sesama. Jujur kita lebih sering begitu mudah memadamkan dan mendukakan Roh Kudus. Itu dosa? ya itu dosa. Akibatnya berat? ya itu berat... tapi itu masih bisa diampuni. Memadamkan dan mendukakan Roh berarti kita menolak Roh Kudus bekerja, tapi itu tidak sama dengan menghujat Roh Kudus. Konsekuensi kita menolak Roh Kudus adalah kita akan dibawa masuk dalam pendisiplinan Tuhan. Tuhan akan menghajar kita dengan kasih yang cemburu, atas hal-hal kedagingan dan keduniawian kita, karena "Roh yang ada pada kita diingini Tuhan dengan cemburu"

Yakobus 4:4-5 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"


Menghujat Roh Kudus biasa dilakukan oleh orang yang tidak menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, sudah mengetahui bukti-bukti dan terima pengetahuan yang benar, tapi tetap menyangkal Asal Kuasa itu dan tidak mau menerima pertobatan serta Kasih KaruniaNya.

Kita harus jeli tentang perikop ayat tersebut. Tuhan Yesus mengatakan hal ini karena Ahli-ahli Taurat menuduh Yesus memakai kuasa setan, Beelzebul ("Beelzebul adalah dewa Kanaan, iblis yang berkuasa atas angin"). Kepada merekalah, Tuhan mengatakan tentang kebenaran itu. Merekalah contoh yang tepat sebagai orang yang menghujat Roh Kudus. Siapakah ahli Taurat? mereka adalah orang pintar tentang Taurat Musa, hafal dan melakukan perintah-perintah Musa dengan hebat. Apakah mereka pernah menemukan contoh pekerjaan Allah melalui sejarah Musa, Israel dan pembuatan loh-loh batu? mereka pasti tahu. Apakah Yesus berusaha menyakinkan mereka bahwa Ia adalah Anak Allah melalui perbuatanNya yang ajaib? ya, tapi mereka tetap menolakNya.

Sebenarnya mereka dipenuhi dengan rasa iri hati kepada Yesus, sehingga mereka tetap menyangkal pekerjaan "Kuasa" itu. Yang dikatakan mereka sebenarnya bukan ditujukan kepada Yesus, tapi "Kuasa" yang di dalam Yesus. Siapakah Kuasa itu? Pribadi Roh Kudus.

Orang yang menghujat Roh Kudus adalah orang yang secara terang-terangan menyangkali pekerjaan Roh Kudus yaitu yang sudah terbukti dan sekalipun sudah mengetahui kebenaran sebenarnya namun tetap tidak menerimanya sebagai kebenaran.
MEREKA YANG MENGHUJAT ROH KUDUS adalah ORANG-ORANG YANG TIDAK PERCAYA & TIDAK MENERIMA TUHAN YESUS SEBAGAI JURUSELAMATNYA.

Pemahaman Mengenai PREDESTINASI

Tidak banyak doctrin yang banyak mengundang begitu banyak perdebatan seperti halnya doctrin predestinasi. Predestinasi merupakan doctrin yang sulit, yang menuntut penanganan yang sangat hati-hati dan teliti. Doctrin ini merupakan doctrin yang Alkitabiah, oleh karena itu, harus ditangani. Kita tidak boleh menghindarinya.

Pada dasarnya semua Gereja Kristen memiliki semacam doctrin Predestinasi. Hal ini tidak dapat dihindari, oleh karena konsep itu secara eksplisit dapat ditemukan di dalam Firman Tuhan. Sehubungan dengan arti Predestinasi, Gereja-gereja memang tidak sepakat satu dengan yang lain, kadang-kadang ketidaksepakatan itu sangat tajam. Pandangan Metodis berbeda dengan pandangan Lutheran, dan keduanya tidak memiliki kesepakan dengan Presbiterian. Meskipun pandangan mereka berbeda satu dengan lain, setiap pandangan telah berusaha untuk menangani masalah yang sukar ini.

Arti mendasar dari Predestinasi berkaitan dengan tujuan akhir kita, yaitu surga atau neraka. Tujuan akhir ini ditentukan oleh Allah bukan saja sebelum kita akan sampai ke sana tetapi sebelum kita dilahirkan. Doctrin ini mengajarkan bahwa tujuan akhir kita ada di dalam tangan Allah. Dengan kata lain: dari sejak kekekalan, bahkan sebelum kita ada, Allah memutuskan untuk menyelamatkan beberapa anggota dari umat manusia dan membiarkan sisanya untuk binasa. Allah telah membuat pilihan-Nya. Dia memilih beberapa pribadi untuk diselamatkan ke dalam surga yang kekal dan yang lain Dia pilih untuk dilewatkan, dan mengizinkan mereka untuk menerima akibat dari dosa-dosa mereka di dalam penyiksaan yang kekal di dalam neraka.

Definisi ini biasanya diterima oleh banyak gereja. Untuk masuk pada persoalan utama dari doctrin ini, kita harus bertanya: Bagaimana cara Allah melakukan pemilihan ini? Pandangan yang tidak reformed, yang dipegang oleh kebanyakan orang Kristen, adalah Allah membuat pemilihan itu atas dasar kemahatahuan-Nya. Allah memilih orang-orang yang Ia ketahui akan memilih-Nya untuk mendapatkan hidup yang kekal. Pengertian ini disebut pandangan pratahu dari Predestinasi, oleh karena berdasarkan pengetahuan Allah sebelumnya atas keputusan dan tindakan manusia.

Perbedaan pandangan reformed dengan yang lainnya adalah dalam hal keputusan keselamatan yang terletak pada Allah, bukan pada diri kita. Menurut pandangan ini, pemilihan Allah adalah berdasarkan kedaulatan-Nya. Pemilihan ini tidak didasarkan pada pratahu Allah akan keputusan atau tanggapan yang akan diberikan manusia. Pandangan reformed melihat bahwa keputusan manusia itu berasal dari kedaulatan anugerah Allah.

Pandangan reformed percaya bahwa apabilah seseorang yang telah jatuh ke dalam dosa dibiarkan untuk memilih berdasarkan kehendaknya sendiri, maka hasilnya orang itu tidak pernah akan memilih Allah. Manusia yang telah jatuh tetap memiliki kehendak bebas dan dapat memilih apa yang mereka inginkan. Tetapi masalahnya ialah manusia yang telah jatuh tidak memiliki keinginan/kecenderungan kepada Allah dan ia tidak akan memilih Kristus, kecuali ia dilahirkan baru. Iman merupakan kasih karunia yang dihasilkan oleh kelahiran baru. Hanya mereka yang dipilih Allah, yang akan menerima Injil di dalam iman.

Orang pilihan memilih Kristus hanya karena mereka telah dipilih Allah. Pada kasus Yakub dan Esau, Yakub dipilih semata-mata didasarkan pada kedaulatan kehendak baik Allah dan bukan atas dasar dari apa yang mereka lakukan atau yang akan mereka lakukan. Paulus menyatakan:

“Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya--dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda," Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.” (Rm 9:10-12,16).

Hal yang sering diperdebatkan manusia dari Predestinasi adalah mengapa Allah tidak memilih semua orang untuk diselamatkan. Dia memiliki hak untuk memberikan belas kasihan kepada siapa Ia mau memberikan belas kasihan. Sebagian dari umat manusia yang telah jatuh menerima anugerah dan kemurahan pemilihan Allah. Sebagain yang lain dilewati oleh Allah dan mereka tetap di dalam dosa mereka. Tidak ada seorang pun yang menerima ketidakadilan. Allah tidak berkewajiban untuk bermurah hati kepada siapa pun juga. Kemurahan-Nya diberikan berdasarkan keputusan-Nya sendiri. Ia tidak pernah bersalah dalam bersikap tidak benar pada siapa pun juga (Lih. Rm 9:14-15).


Ayat-ayat Alkitab untuk bahan Refleksi lebih lanjut:
Amsal 16:4
Yohanes 13:18
Roma 8:30
Efesus 1:3-14
2Tesalonika 2:13-15


Sumber:
ALKITAB (LAI, 2000)
Essential Truths of the Christian Faith (R.C. Sproul)

Apa Kata Alkitab Mengenai KETEKUNAN

Bacaan FIRMAN TUHAN
Segala sesuatu yang berdasarkan perintah Allah semesta langit, harus dilaksanakan dengan tekun untuk keperluan rumah Allah semesta langit, supaya jangan pemerintahan raja serta anak-anaknya kena murka (Ezr 7:23).
Aku (hikmat) mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku (Ams 8:17).
Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu (Ibr 10:36).

Tekun adalah keputusan atau ketetapan hati yang kuat (teguh) untuk bersungguh-sungguh, rajin, dan tuntas dalam melakukan apa pun. Orang yang tekun tidak mudah mendua hati. Ia adalah seorang yang berfokus, konsisten dan tidak mudah putus asa terhadap apa yang sedang dikerjakannya. Firman Tuhan menjelaskan bahwa, orang yang tekun sajalah yang akan menghasilkan buah (Luk. 8:15), bahkan dengan porsi ganda (Yak. 5:11).
Banyak orang Kristen yang sangat merindukan agar janji-janji Tuhan dalam hidupnya dapat mereka peroleh. Mereka bahkan mengatakan telah “melakukan kehendak Tuhan”. Namun demikian, sekalipun telah melakukan kehendak Tuhan, jika tidak disertai ketekunan, janji-janji-NYA tidak akan diperoleh (Ibr. 10:36). Ketekunan adalah unsur terpenting dalam setiap keberhasilan.
Zaman modern yang serba instan telah memudarkan arti ketekunan. Orang di zaman sekarang ingin cepat behasil tanpa kerja keras dan ketekunan. Di masa-masa tekanan yang berat bagi gereja, Tuhan memberi instruksi kepada setiap orang kudus (percaya) agar tetap tekun (Why. 14:11-12). Bagaimana ketekunan dapat terbentuk?
Pertama, melalui kesengsaraan (Rm. 5:3). Itulah sebabnya Tuhan kadang kala mengizinkan kita mengalami kesengsaraan dengan tujuan agar Ia dapat membentuk ketekunan di dalam diri kita. Kedua, melalui ujian iman (Yak. 1:3). Oleh karena itu, Tuhan seringkali mengizinkan berbagai pencobaan menimpa hidup kita dengan maksud agar ketekunan dapat muncul di dalam diri kita. Ketiga, melalui latihan (bandingkan dengan kehidupan Ayub). Ketekunan dapat dilatih, karena hal itu adalah ketetapan hati. Sekalipun istri Ayub mendesak Ayub agar tidak bertekun lagi dalam kesalehannya, namun ia memutuskan dan menetapkan bahwa ia akan tetap tekun dalam kesalehannya (Ayb. 2:9-10).
Kita semua merindukan gereja kita terus bertumbuh, baik pertumbuhan kualitas maupun kuantitas. Untuk mencapai hal itu, kita harus bertekun seperti yang dilakukan oleh jemaat mula-mula. Setiap hari Tuhan menambah jumlah orang diselamatkan, karena ketekunan yang dimiliki oleh setiap anggota jemaat. Mungkin kita bertanya, “Dalam hal apa saja Tuhan ingin kita bertekun?” Baca: Kis. 1:14 (sehati dalam doa); Kis. 2:42 (belajar Firman Tuhan dan dalam persekutuan); Kis. 2:46 (berkumpul dalam persekutuan orang percaya); Kol. 1:23 (Iman, tetap teguh dan tidak bergoncang); 1Tes. 1:3 (pengharapan kepada Tuhan Yesus); 1Tim. 4:13 (membaca Alkitab); 1Tim. 4:16 (mengajar; mengawasi diri dan ajaran/kesaksian pribadi) dan hanya yang menang/mencapai finis melakukan semua kehendak Tuhan yang akan menerima janjiNYA (bdg Why. 2:7, 11, 17, 26-27; Why. 3:5, 12, 21).

RENUNGAN
  1. Bagaimana agar ketekunan dapat menjadi life style?
  2. Apakah Anda tetap konsisten dalam hal ketekunan?
  3. Apakah tantangan dan hambatan yang membuat Anda sulit untuk bertekun?
     
Pustaka:
ALKITAB (LAI, 2003)
Menjadi Murid Yang Menerobos

Apa Kata ALKITAB Tentang Mendukakan Roh Kudus?

Efesus 4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

Paulus memerintahkan kita untuk berhenti mendukakan Roh Kudus, jadi itu pasti sangat penting baginya dan ..  bagi kita. Kata "mendukakan" artinya menghina dan mempermalukan. Sikap mendukakan Roh Kudus artinya mengatakan dan melakukan hal-hal yang pasti tidak Ia terima, hal-hal yang menghalangi Dia untuk terlibat dalam hidup kita secara maksimal sesuai yang Ia inginkan. Penyebab utama mendukakan Roh Kudus adalah berjalan dalam hawa nafsu daging, keduniawian.

Ketika kita berjalan dalam daging, melakukan apa yang kita inginkan, kapan kita ingin melakukannya, dan cara kita ingin melakukannya, terlepas dari kebenaran dan perintah-perintah Tuhan, Roh Kudus hanya  berkata, "Aku tidak bisa pergi ke sana. Aku tidak bisa menjadi bagian dari itu. Aku tidak dapat membantu, Aku tidak bisa terlibat". Roh Kudus hadir di bumi untuk terlibat dengan manusia yang menginginkan Dia pada tempat yang seharusnya. Kita menutup fungsi Roh Kudus dalam hidup kita ketika kita memilih untuk berbuat dosa dan terlibat dalam perilaku yang berlawanan dengan tujuan-tujuan Tuhan... tapi itu tidak berarti bahwa Roh Kudus meninggalkan kita, karena Allah berjanji tidak akan meninggalkan kita- Ibrani 13:5. Sehingga arti tepatnya adalah saat Roh Kudus kita dukakan, maka Roh Kudus tidak bisa memeteraikan kita, dan dengan kata lain, kita tidak bisa menikmati berkat anugrah dan perlindungan Allah dari tangan-tangan si jahat. 

"Saya hidup cukup lama untuk mengetahui bahwa bila saya tidak mempunyai Kuasa Roh Kudus untuk menolong saya bekerja bagiNya, lebih baik saya mati daripada menjalani hidup seperti itu." - D.L Moody


Dengan dimateraikan, kita dapat berjalan di dunia ini, tanpa menjadi bagian dari dunia yang menuju pada kebinasaannya. Kita dapat berjalan dan tidak dihancurkan oleh sang pembinasa. Dengan dimateraikan oleh Roh Kudus, kita sah dibeli dengan harga yang sangat mahal yang membebaskan kita dari genggaman setan dan menempatkan kita dengan aman di tangan Yesus, sehingga sekarang kita dapat melayani Tuhan kita dengan sukacita. Roh Kudus ada di pihak kita untuk senantiasa membela kita, namun itu harus sesuai dengan keinginanNya. Ia akan dengan senang hati membantu kita memberikan kita informasi dan ketajaman yang kita butuhkan, memimpin kita ke dalam keputusan dan tindakan yang benar, memberikan motivasi dan inspirasi untuk bertindak benar dan berani. Roh Kudus akan dengan senang hati membawa pertumbuhan kita ke arah Kristus, menuju kesempurnaan ilahi sperti Bapa kita di Surga (Matius 5:48), melawan iblis, memanifestasikan buah-Nya dan bergerak dalam karunia-karuniaNya.


Filipi 3:18-19 "... banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi..."

Contoh beberapa hal yang dapat mendukakan Roh Kudus

Efesus 4:31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
  • kepahitan. Orang yang pahit dapat terlihat dari pernyataannya yang tajam, yang suatu ketika akan bocor keluar, merusak hubungan, merusak damai sejahtra, sikap tidak mau mengampuni.
  • kegeraman. Berakar dari roh balas dendam, suatu keinginan yang kuat untuk membalas, menghancurkan orang yang menjadi musuhnya dan dalam prosesnya mendesak kekuasaan dan posisi pribadi orang yang menjadi musuhnya tersebut. Merencanakan balas dendam dalam pikiran, adalah salah satu contohnya. Seseorang berkata "Aku menyerahkan pembalasan dendam kepada Tuhan", namun dengan keinginan hati supaya Tuhan cepat membalaskan sakit hatinya itu.
  • kemarahan. Muncul dari karakter ingin berkuasa, namun tidak bisa mendapatkannya. Atau, kita marah karena tidak mendapatkan apa yang kita pikir layak kita terima. Bisa juga ketika kita merasakan kehilangan kendali atas sebuah keadaan, kita marah dan menjadi kasar. Mereka menjadi kasar karena mereka ingin memperoleh atau menunjukkan kekuasaan mereka kembali. Mereka bereaksi kepada seseorang yang meremehkan atau menolak untuk dikendalikan. Kemarahan berakar dari keegoisan, kesombongan dan pembenaran diri.
  • pertikaian. Artinya, membuat keributan, merusak keadaan damai sjahtra yang terjalin dengan keresahan, kegelisahan. Orang dapat bertikai ketika ia merasa diabaikan/ tidak diperhatikan jerih payahnya. Ada juga yang karena merasa dimanfaatkan atau dihalangi untuk memiliki sesuatu. Merasa tidak puas, tidak pernah merasa damai dengan diri mereka sendiri. Ada orang yang tampak selalu mengobarkan masa lalu, memunculkan luka masa lalu, menuntut lebih banyak, atau terganggu karena sesuatu hal yang lain yang sebenarnya hanyalah masalah kecil yang berbeda.
  • fitnah. Arti dari bahasa Yunani "Blasphemia": melukai nama baik orang lain, menghujat atau mengeluarkan ucapan atau laporan yang tidak benar/menuduh. Orang memfitnah karena ia takut akan kesalahannya/ perasaannya diketahui. Memfitnah identik dengan berbohong atau menipu. Orang yang terbiasa berbohong akan menjadi suatu watak yang susah untuk menerima pikiran Kristus.
  • kejahatan. Berbuat jahat dimotivasi oleh kebencian atau iri hati. Kebencian dan kepahitan saling berkaitan
Hal-hal ini bisa begitu rapi tersembunyi dalam diri kita tanpa ada seorang pun yang mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam hati kita. Namun pada akhirnya, apa yang membusuk di dalam diri kita akan meledak dan nanah dalam luka-luka busuk ini akan membuat kita menyakitkan Roh Kudus dan mereka yang diutus untuk melayani kita.
"Perpecahan/ pertikaian di gereja, doktrin yang tidak benar, kesenangan duniawi, hidup yang tidak saleh dan menurunkan standar ilahi adalah hal-hal yang mendukakan Roh Kudus" - D. L. Moody

Pemahaman Mengenai KEHENDAK BEBAS

Pada saat ini saudara sedang membaca kata-kata ini oleh karena saudara memilih atas dasar kebebasan kehendak saudara untuk membacanya. Saudara dapat protes dan mengatakan: “Tidak! Saya tidak memilih untuk membacanya. Saya ditugaskan untuk membaca blog ini. Saya sebenarnya tidak mau membaca isi blog ini.” Mungkin itu adalah kenyataannya. Namun, pada akhirnya saudara membaca isi blog ini. Mungkin ada hal lain yang lebih saudara suka lakukan pada saat ini, daripada membaca blog ini. Tapi, sekarang saudara memutuskan untuk membacanya daripada tidak membacanya.
Saya tidak tahu mengapa saudara membaca blog ini, tetapi saya tahu saudara mempunyai alasan untuk membacanya. Apabilah saudara tidak mempunyai alasan untuk membacanya, maka saudara tidak akan memilih untuk membacanya.
Setiap pilihan yang kita buat di dalam hidup ini pasti ada alasannya. Keputusan-keputusan kita berdasarkan pada apa yang kita anggap baik pada saat itu, semua itu sudah dipertimbangkan terlebih dahulu. Kita melakukan beberapa hal yang sesuai dengan keinginan kita. Kita melakukan hal-hal yang lain tanpa menyadari apa yang kita inginkan. Namun, keinginan itu tetap ada, sebab kalau tidak kita tidak akan melakukan pemilihan. Ini merupakan esensi dari kehendak bebas, yaitu memilih berdasarkan keinginan kita.
Jonathan Edwards di dalam bukunya The Freedom of the Will menjelaskan kehendak sebagai “alat dimana dengannya pikiran ini memilih”. Tidak diragukan bahwa manusia melakukan pemilihan-pemilihan. Saya memilih untuk menulis, dan tulisan ini disusun dalam suatu mosi/geresan. Pada waktu ide kebebasan ditambahkan, maka isu ini menjadi lebih komplek lagi. Kita perlu bertanya, kebebasan untuk melakukan hal apa? Bahkan Calvinis yang sangat ketat pun tidak menyangkali bahwa kehendak memiliki kebebasan untuk memilih apa yang diingininya. Bahkan pengikut Armenian akan setuju bahwa kehendak tidak bebas untuk memilih apa yang diingininya.
Sehubungan dengan keselamatan, pertanyaannya menjadi, apakah yang diingini oleh manusia? Armenian percaya bahwa sebagian orang berkeinginan untuk bertobat untuk diselamatkan. Sebagian yang lain berkeinginan untuk berlari dari Allah dan dengan demikian menuai hukuman yang kekal. Mengapa orang yang berbeda memiliki keinginan yang berbeda, hal ini tidak dijelaskan oleh Armenian. Calvinis berpendangan bahwa semua manusia berkeinginan untuk berlari dari Allah, sampai pada saat Roh Kudus berkarya di dalam bentuk regenerasi. Regenerasi mengubah keinginan-keinginan kita, sehingga kita akan dengan sukarela dan bebas untuk bertobat dan diselamatkan.
Penting untuk diperhatikan bahwa orang yang belum mengalami regenerasi pun tidak pernah dipaksa untuk melawan kehendaknya. Mereka selalu diberi kebebasan untuk memilih sesuai dengan keinginan mereka. Jadi, kita bebas untuk memilih sesuai dengan keinginan kita. Memang kita tidak bebas untuk memilih natur kita. Seseorang tidak dapat begitu saja mengatakan: “Mulai saat ini saya hanya akan berkeinginan yang baik.” Sama halnya dengan Kristus yang tidak dapat begitu saja mengatakan: “Mulai saat ini, Aku hanya akan mengingini yang jahat”. Disinilah saat dimana saat kebebasan kita berhenti.
Kejatuhan masih memungkinkan kita untuk memiliki kemampuan untuk memilih. Pikiran kita telah dibutakan oleh dosa dan keinginan-keinginan kita terikat oleh dorongan-dorongan yang jahat. Tetapi, kita masih tetap dapat berpikir, memilih, dan bertindak. Memang, pada saat yang sama sesuatu yang menyedihkan dan menakutkan telah terjadi pada diri kita. Kita telah kehilangan semua keinginan untuk Allah. Pikiran-pikiran dan keinginan-keinginan hati kita secara terus menerus hanyalah kejahatan. Kebebasan kehendak kita merupakan suatu kutukan. Oleh karena kita tetap memilih berdasarkan keinginan-keinginan kita, maka kita memilih untuk berdosa dan kita harus mempertanggungjawabkannya di hadapan penghakiman Allah.
Augustine mengatakan bahwa kita tetap memiliki kehendak bebas, tetapi kita telah kehilangan kemerdekaan kita. Kemerdekaan agung yang dijelaskan di Alkitab merupakan kebebasan atau kuasa untuk memilih Kristus sebagai milik kita. Hal ini tidak dapat terjadi, namun sebelum hati kita diubah oleh Roh Kudus, kita tidak akan memiliki keinginan untuk Kristus. Allah harus membangkitkan jiwa kita dan memberikan kepada kita keinginan untuk Kristus sebelum kita akan pernah memiliki kecenderungan untuk memilih Dia.
Edwards mengatakan bahwa sebagai manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, kita tetap memiliki kebebasan natural, yaitu kuasa untuk bertindak sesuai dengan keinginan-keinginan kita, tetapi kita kehilangan kebebasan moral. Kebebasan moral mencakup disposisi, kecenderungan, dan keinginan jiwa ke arah kebenaran. Kecenderungan inilah yang hilang pada waktu kejatuhan.
Setiap pilihan yang saya lakukan ditentukan oleh sesuatu. Ada alasan untuk hal itu, yaitu keinginan yang menyebabkannya. Hal ini kedengarannya sama dengan takdir. Takdir mengajarkan bahwa tindakan-tindakan kita secara penuh dikontrol oleh sesuatu di luar diri kita, sehingga ,menyebabkan kita melakukan apa yang kita tidak kehendaki lakukan. Hal ini merupakan paksaan dan melawan kebebasan kita.
Bagaimana mungkin pilihan-pilihan kita sudah ditentukan sebelumnya tetapi pada saat yang sama hal itu bukan merupakan suatu paksaan? Jawabannya adalah karena pilihan-pilihan itu ditentukan oleh sesuatu di dalam diri kita, yaitu oleh keberadaan kita dan oleh apa yang kita inginkan. Hal itu ditentukan oleh diri kita sendiri. Ini disebutkan takdir yang ditentukan oleh diri sendiri, dimana ini merupakan esensi dari kebebasan.
Jadi, secara pasti bagi kita untuk dapat memilih Kristus, maka Allah harus mengubah hati kita terlebih dahulu. Hal inilah yang dilakukan-Nya. Dia mengubah hati kita. Dia memberikan kepada kita suatu keinginan untuk Diri-Nya sendiri, yang tidak kita miliki. Kemudian kita memilih-Nya sesuai dengan keinginan yang sudah ada di dalam hati kita. Kita dengan bebas memilih-Nya oleh karena kita berkeinginan untuk memilih-Nya. Ini merupakan keagungan dari anugerah-Nya.

AYAT-AYAT ALKITAB UNTUK BAHAN REFLEKSI LEBIH LANJUT:
Ulangan 30:19-20
Yohanes 6:44, 65
Yohanes 8:34-36
Yohanes 15:5
Roma 8:5-8
Yakobus 1:13-15

Sumber:
ALKITAB (LAI, 2000)
Essential Truths of the Christian Faith (R.C. Sproul)