Jika kurus, ia dianggap kurang gizi atau vitamin; tetapi jika gemuk, ia dianggap pemboros sembako.
Jika usia muda, ia dianggap kurang berpengalaman; tetapi kalau rambutnya telah memutih, ia dianggap terlalu tua bagi kaum muda.
Jika dikarunia 5 atau 6 anak, ia dianggap tidak tahu diri; namun jika tidak punya anak, ia dianggap memberi teladan yang buruk.
Jika berkhotbah dengan catatan, khotbahnya dicap kurang persiapan; tetapi jika tidak memakai catatan ia dianggap tidak melakukan persiapan.
Jika melayani orang-orang miskin di gereja, ia dianggap pamer; namun jika menaruh perhatian pada orang-orang kaya, ia dianggap berusaha menjadi seorang aristokrat.
Jika khotbahnya terlalu banyak ilustrasi, ia dianggap mengabaikan Alkitab; namun jika tak ada kisah nyata dalam khotbahnya, anggota jemaat akan bingung dan tidak mengerti.
Jikalau khotbahnya terlalu pendek, dianggap kurang menggali Firman Tuhan; namun kalau khotbahnya terlalu panjang disebut film India.
Jika mencela kesalahan, ia dianggap cepat marah; namun jika tidak berkhotbah menentang dosa, ia dianggap kompromi.
Jika mengkhotbahkan kebenaran, ia dianggap terlalu menyerang; namun jika tidak menyampaikan "seluruh kebenaran Allah", ia dianggap orang munafik.
Jika gagal menyenangkan hati setiap orang, ia dianggap melukai gereja dan harus pergi; namun jika membuat semua orang bahagia, ia dianggap tidak berpendirian.
Jika mengendarai mobil tua, ia dianggap mempermalukan jemaat; namun jika membeli mobil baru, ia dianggap menunjukkan kecintaannya pada harta dunia.
Jika terus menerus berkhotbah, jemaatnya bosan; namun jika mengundang pembicara tamu, ia dianggap menghindari tanggung jawab.
Jika gajinya besar, ia dianggap mata duitan; namun jika gajinya kecil, mereka mengatakan bahwa ia memang layak mendapat sejumlah itu karena persembahan di gereja belum bertambah.