ORANG KRISTEN PENONTON

Maka berkumpullah segenap umat Israel di Silo, lalu mereka menempatkan Kemah Pertemuan di sana, karena negeri itu telah takluk kepada mereka. Pada waktu itu masih tinggal tujuh suku di antara orang Israel, yang belum mendapat bagian milik pusaka. Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: "Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu? (Yos 18:1-3)
Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit (Yoh 6:2)

Sekalipun seorang penonton terlihat aktif terlibat dengan apa yang ditontonnya, sebenarnya ia tidak memberikan kontribusi apa pun, kecuali tiket yang dibayarnya. Ia terlibat dengan apa yang ditontonnya hanya untuk memuaskan jiwa dan egonya saja; tidak lebih dari itu. la tidak memberikan kontribusi yang positif. Sebaliknya, ia sering melontarkan kritikan, komentar, keluhan, dan teriakan. Ketika Raja Herodes melihat Yesus, ia sangat girang karena berharap dapat melihat Yesus mengadakan suatu mukjizat (Luk. 23:8). Namun, karena apa yang diharapkannya tidak diperoleh, Herodes berbalik menjadi seorang yang menista dan mengolok-olok Dia (Luk. 23:11). Inilah bahayanya bagi seseorang yang hanya ingin melihat Yesus atau sekadar menjadi penonton tanpa ingin mengenal-Nya secara pribadi! Ketika Yesus berangkat ke Galilea, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan yang diadakan-Nya (Yoh. 6:2). Banyak orang Kristen yang mengikuti Yesus hanya sekadar ingin melihat, menonton mukjizat, seperti halnya dengan Raja Herodes. Akibatnya, mereka tidak mengalami Kristus dan tetap menjadi kanak-kanak dalam iman dan kerohaniannya. Mereka ingin menjadikan Yesus sebagai raja secara paksa bukan karena mereka melihat-Nya sebagai raja, tetapi melihat-Nya sebagai orang yang dapat memenuhi kebutuhan mereka (Yoh. 6:14-15). 

Orang-orang Kristen yang hanya menjadi penonton akan menjadi pasif dan tidak bergairah dalam kerohaniannya. Mereka hanya ingin dipuaskan, dilayani, dihibur, dan diperhatikan. Pada waktu ada hal-hal yang kurang menyenangkan bagi mereka, mereka segera melontarkan komentar, persungutan, kritikan, dan bahkan olokan! Mereka bukan menjadi pihak yang memperbaiki kekurangan, tetapi menjadi pihak yang justru memperbesar kekurangan. Orang-orang Kristen penonton kurang begitu peduli dengan kedewasaan iman dan rohani. Mereka lebih tertarik pada apa yang dapat mereka peroleh dari ibadah yang dihadirinya. Mereka tidak mau terlibat dalam pelayanan, namun banyak memberikan kritikan dan komentar. Mereka menjadi jemaat yang pasif, ingin dilayani, tumpul, dan menghambat pertumbuhan.

Pustaka:
1. Alkitab, LAI
2. Menjadi Murid Yang Menerobos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar